Saterdag 09 Maart 2013

Penggunaan Celemek Cerita Untuk Meningkatkan Kemandirian Anak TK Kelompok A

 
Judul :
PENGGUNAAN CELEMEK CERITA UNTUK MENINGKATKAN
KEMANDIRIAN ANAK TK KELOMPOK  A
BAB I
PENDAHULUAN
PTK TK PAUD

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan pendidikan yang menyenangkan dengan prinsip “belajar sambil bermain, bermain seyara belajar”. Berangkat dari sinilah pembelajaran yang ada di TK harus dicermati, sehinga apa yang diharapkan, yakni agar anak-anak lebih mandiri dalam segala hal sesuai dengan kapasitas anak bisa tercapai. Metode pengajaran yang tepat dan cermat akan mengarahkan anak-anak pada hasil yang optimal.

Macam-macam metode pengajaran di antaranya adalah metode bercerita, permainan bahasa, sandiwara boneka, bercakap-cakap, dramatisasi, bermain peran,  karya wisata, demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, dan pemanasan atau apersepsi

Tiap-tiap metode tentu mempunyai tujuan secara khusus sekalipun kadang-kadang antara metode yang satu dengan metode yang lain mempunyai tujuan yang sama. Hal itu dapat dilihat dalam buku “Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak” yang dijelaskan:
  • Metode bercerita mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, membantu perkembangan fantasi, menciptakan suasana menyenangkan, dan akrab di kelas.
  • Metode permainan bahasa mempunyai tujuan anak mengerti apa yang dikatakan kepadanya, anak pandai memusatkan perhatiannya pada apa yang didengarnya, anak pandai menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya, dan anak suka mendengarkan pembicaraan orang lain.
  • Metode sandiwara boneka mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang di kelas.
  • Metode bercakap-cakap mempunyai tujuan mengembangkan kecakapan dan keberanian, menyampaikan pendapat kepada orang lain, memberi kesempatan untuk berekspresi secara lisan, memperbaiki lafal dan ucapan, dan mengembangkan intelegensi.
  • Metode dramatisasi mempunyai tujuan memberi kesempatan yang sebaik-baiknya kepada anak untuk mengekpresikan diri dan memenuhi kebutuhan meniru.
  • Metode mengucapkan syair mempunyai tujuan memupuk persamaan irama dan perasaan estetis, memperkaya perbendaraan kata, dan melatih daya ingatan.
  • Metode bermain peran mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang.
  • Metode karya wisata mempunyai tujuan mengenal lingkungan secara langsung membantu perkembangan intelegensi, dan menambah perbendaraan bahasa.

Begitu juga dengan metode-metode yang lain, misalkan metode demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, maupun metode pemanasan atau apersepsi masing-masing tentu mempunyai tujuan khusus.

Metode-metode tersebut adalah sebuah variasi atau pilihan dalam setiap melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh setiap pengajar, sehingga tidak akan terjadi lagi penggunaan metode yang telah ditentukan melenceng atau tidak sesuia dengan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini misalkan metode cerita dibantu dengan alat peraga yang menarik dan unik akan merangsang siswa untuk betul-betul memperhatikan setiap apa yang akan  disampaikan oleh pengajar atau guru.

Untuk menjadikan agar anak mandiri, agar anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain adalah suatu harapan bagi semua pihak baik dari pihak sekolah maupun pihak orang tua atau wali murid, karena kemandirian adalah suatu hal yang sangat menting yang harus dimiliki oleh setiap anak. Agar tidak selalu  bergantung pada orang lain. Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim.1996:555). Oleh karena itu metode bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita adalah sebuah pilihan yang tepat. PTK TK PAUD

B. Rumusan Masalah
  1. Bagaimanakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom  Sidoarjo?
  2. Sejauh manakah kemandirian anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanagom Sidoarjo
  3. Sejauh manakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo dalam meningkatkan kemandirian anak?

C. Tujuan Penelitian
  1. Untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengat alat pegaga clemek cerita di TK Aisyiyah Athfal I  Pucanganom Sidoarjo.
  2. Untuk mengetahui kemandirian anak TK kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.
  3. Untuk mengetahui sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga clemek cetita dalam meningkatkan kemandirian anak TK kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.

D. Hipotesis

Berdasar atas rumusan masalah sebagai mana di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai beriku:

Menggunakan metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita dapat meningkatkan kemandirian anak TK kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.
E. Lingkup Penelitian

Agar dalam pembehasan ini tidak terlalu meluas, maka pembahasan hanya difokuskan pada penggunaan metode pmbelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga celemek cerita kaitannya dengan kemandirian anak TK kelompok A. Penelitian ini dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.
F. Definisi Oprasional PTK TK PAUD

Agar tidak terjadi perbedaan arti, maka dalam penelitian ini diperlukan pendefinisian hal-hal sebagai erikut:
  1. Penggunaan clemek cerita yang diajarkan di TK Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo adalah pengembangan atau variasi dari metode bercerita di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di Taman Kanak-Kanak yang menggunakan alat peraga tidak langsung, yakni benda tiruan, gambar guntingan-guntingan yang ditempelkan pada celemek yang terbuat dari kain flannel.
  2. Yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian ini adalah siswa dapat melakukan sesuatu yakni dapat memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain atau guru (pada saat di sekolah).

G. Kegunaan Penelitian
  1. Secara teoritis kegunaan penelitian ini dapat memperbanyak atau memperkaya tentang variasi metode pengajaran bercerita dengan penggunaan alat peraga tidak langsung di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di taman kanak-kanak..
  2. Bisa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengajar dalam rangka untuk memberikan variasai pengajaran agar tidak menjenuhkan.
                      

BAB II
KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJARAN CELEMEK CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK
PTK TK PAUD


A. Konsepsi Metode Pengajaran

“Metode adalah merupakan cara utama yang bersifat umum dan luas yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.” (Surahman, 1978: 121)

Sedangkan pengajaran adalah, ”1 proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan;  2 perihal mengajar;  segala  sesuatu  mengenai  mngajar.” (Tim. 1996: 13).

Dengan demikian metode pengajaran berarti suatu cara utama yang bersifat umum dan luas dalam melakukan proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan untuk mencapai suatu tujuan.

Metode pengajaran di TK amatlah banyak. Sebagaimana yang telah dituangkan oleh peneliti pada bagian latar belakang. Adapun metode-metode yang dimaksudkan adalah:
  1.  Metode pemberian tugas, yaitu metede yang memberikan kesempatan pada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan melaksanakan secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara berkelompok ataupun individual.
  2. Metode proyek,  yaitu metode yang memberikan kesempatan pada anak untuk menggunakan alam sekitar dan atau kegiatan sehari-hari anak sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan.
  3. Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung ke objek-objek yang sesuai dengan bahan kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan anak.
  4. Metode bermain peran, yaitu permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.
  5. metode demontrasi, yaitu cara mempertunjukkan atau memeragakan suatu objek atau proises dari suatu kejadian atau peristiwa.
  6. Metode bercerita (ceramah), yaitu cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan secara lisan.
  7. Metode sosiodrama, yaitu suatu cara memerankan beberapa peran dalam suatu cerita tertentu yang menuntut integrasi di antara para pemerannya.
  8. Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakap-cakap dalam bentuk Tanya jawab antara anak dengan anak, atau anak dengan guru.

B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celmek Cerita”

“Bercerita dengan alat peraga” dalam pelaksanaannya kegiatan ini dipergunakan alat peraga dengan maksud untuk memberikan kepada anak suatu tanggapan yang tepat mengenai hal-hal yang didengar dalam cerita. Dengan demikian dapat dihindarkan bahwa tanggapan fantasi anak terlalu menyimpang dari apa sebenarnya yang dimaksud oleh guru.

Alat peraga yang dipergunakan, yaitu:

  1. Alat peraa langsung (binatang atau benda yang sebenarnya).
  2. Alat peraga tak langsung, yakni benda tiruan, gambar terlepas atau dalam buku dan guntingan-guntingan  yang ditempelkan pada papan flannel. (Saleh, 1988: 9).

Dari kutipan di atas dapat dianalogikan bahwa pengajaran dengan clemek cerita adalah bentuk-bentuk bercerita yang merupkan dari metode pengajaran dengan alat peraga tak langsung, yakni seorang guru memekai clemek yang terbuat dari kain planel dengan ditempeli gambar-gambar sesuai dengan cerita yang bisa dipasang dan dilepas sesuai dengan kebutuhan.

C. Konsepsi Kemandiria

Kemandirian adalah  “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim, 1996: 555). 

Dalam buku “Membentuk Anak Mandiri, Bermotivasi Tinggi dan Percaya Diri” dijelaskan anak disebut mandiri apabila :
1.   Mampu memberikan keputusan sendiri. 
2.   Memiliki alternatif dalam mengambil keputusan.
3.    Tahua akan potensi yang dimiliki dri sendiri.
4.    mampu mengerjakan tuga kesehariannya sendiri.
5.    tidak bergantung pada orang lain.(Racman, 2005:3).

Banyak sekali  anak usia TK kelompok A utamanya yang segala sesuatunya masih sangat tergantung kepada orang lain. Semua aktivitas selalu masih harus dibantu orang lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu, ayah, nenek, atau pembantu.  Misalkan anak ingin memakai sepatu, anak masih harus dibantu mencari sepatu di mana berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada saat anak ingin memakai baju anak masih harus dibantu dengan segala hal sampai baju tersebut betul-betul terpakai. Anak yang masih demikian, yakni masih sangat tergantung kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau melakukan setiap suatu kegiatan untuk kepentingan diri sendiri  adalah anak yang belum mandiri.

BAB III
METODE PENELITIAN


A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan sifat penelitian adalah pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan deskreftif analitik untuk memecahkan konsep-konsep di dalamnya; bukan menggunakan numeric statistik. PTK TK PAUD

 “Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan, berperan serta (partisipant observation), dan wawancara pendalaman (indepth interview) sebagai instrumen.”(Bogdan, 1982:13)

Penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.” (Moleong, 19993:5).

Dalam kesempatan lain juga dijelaskan, “Penelitian sendiri atau dengan bantuan orang lain akan berperan sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti disebut instrumen kreatif, artinya ia sendiri yang harus rajin dan giat untuk menggali beberapa informasi dan sekaligus peneliti juga sebagai pengumpul, penganalisis, dan pembuat laporan penelitian.”(Moleong.1994:17).
B. Model Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Rangkaian tindakan akan melalui tahapan-tahapan, yakni tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, analisis dan refleksi. Dari hasil analisis dan refleksi setiap akhir kegiatan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya

Adapun metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cerita dengan penggunaan alat peraga clemek cerita untuk menarik perhatian siswa pada saat pembelajaran.

Untuk mendapatkan PTK TK PAUD lebih lengkap lagi silahkan anda download dengan cara mengklik tombol download dibawah ini, semoga bermanfaat ya untuk semuanya
 
Sekian terimakasih




Sumber : Website
 

0 opmerkings:

Plaas 'n opmerking

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 cari semua berkas Seo Elite by BLog BamZ | Blogger Templates